0

TUGAS 6 ILMU BUDAYA DASAR (IBD)

Posted by aulia zahara on 06.59
NAMA : AULIA ZAHARA W
KELAS: 1TA02
NPM    : 11314841




Hubungan Manusia dengan Tuhan
Tema :  Manusia dan Pemujaan

            Dalam pembahasan ilmu budaya dasar terdapat pembahasan mengenai kemesraan dan pemujaan. Dimana pemujaan adalah bagian hidup manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Pemujaan merupakan salah satu bentuk kecintaan umat manusia kepad Tuhannya. Dengan berbagai kepercayaan yang dimiliki umat manusia yang ada di Dunia, maka tentulah setiap agama atau kepercayaan memiliki cara pemujaan yang berbeda-beda. Pemujaan atau biasa dilakukan dengan cara beribadah merupakan perwujudan dari rasa syukur manusia akan apa yang telah Tuhan berikan pada kita, tempat kita mengadu bila sedang menglami kesulitan, ataupun merenung akan kesalahan dan dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Tapi meskipun demikian, tetaplah saja pemujaan atau beribadah merupakan tanggung jawab dari masing-masing individu yang menjalankannya.
            Lalu mengapa kita harus melakukan pemujaan terhadap Tuhan? Pemujaan atau beribadah adalah sesuatu yang dilakukan manusia dengan kesadaran. Maka, manusia adalah sebagai hamba yang taat harus hidup dengan aturan dan tata cara hidup yang telah dilakukan oleh masing-masing keyakinan. Dan bila ada pertayaan kenapa kita harus memuja Tuhan, maka terlebih dulu kita harus bertanya pada diri kita terlebih dahulu. Apakah kita benar-benar percaya adanya Tuhan? Karena bila iya, maka sudah pasi kita akan mengerti posisi kita di dunia ini. Kita adalah ciptaan Tuhan, dimana segala yang ada di muka bumi ini hanyalah titipan Tuhan dan semuanya akan kembali pada Tuhan. Semua kehidupan sudah di atur oleh Tuhan Yang Maha Esa, mulai dari kelahiran, kematian, rezeki, jodoh dll. Maka dari itu kita melakukan pemujaan atau beribadah sebagai perwujuddan rasa cinta pada Tuhan YME, sebagai ungkapan rasa syukur atas rejeki yang di berikan pada kita, nimat sehat dll juga merupakan cara kita tetap ingat kepada Tuhan YME dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Bahwa kita bukan lah siapa-siapa, dan tidak sepatutnya kita melakukan hal-hal buruk ynag sifatnya sombong, takabur atau menyekutukan Tuhan.
            Dan bagaimana pemujaan kepada Tuhan dilakukan pastilah setiap keyakinan memiliki caranya masing – masing. Misalkan dengan beribadah menjalankan shalat 5 waktu, puasa dll, atau beribadah ke gereja bagi yang kristiani, atau beribadah ke pure, kelenteng dll sesuai dengan kepecayaan yang di anut.
            Tapi, meskipun demikian, walaupun setiap keyakinan memiliki caranya masing-masing dalam menjalakan ibadah dan melakukan pemujaan kepada Tuhan. Tetap saja bila kita sudah menganut salah satu kepercayaan maka sudah wajib kita mengikuti segala aturan dan perintah juga larangan yang berlalu di kepercayaan tersebut. Karena ibadah merupakan perwujudan rasa syukur manusia pada Tuhannya dan tetap ingat pada Tuhan. Dan pemujaan atau ibadah juga dilakukan untuk mempersiapkan amal perbuatan yang baik sebagai bekal kita untuk kehidupan yang kekal setelah kematian.




0

TUGAS 5 ILMU BUDAYA DASAR (IBD)

Posted by aulia zahara on 04.56
Nama      : Aulia Zahara W
Kelas      : 1TA02
NPM       : 11314841


3 Unsur Cinta Kasih
Tema :  3 Unsur Cinta Kasih Menurut Dr. Sarlito W. Sarwono

            Kita sebagai manusia pastilah memilii perasaan cinta, pada dasarnya cinta dan cinta kasih hamper memiliki kesamaan dalam artinya. Tetapi, antara cinta dan cinta kasih tetap memiliki perbedaan. Cinta adalah rasa sangat suka, saying ataupun sangat kasih terhadap seseorang atau pun sesuatu objek. Sementara cinta kasih adalah perasaan suka (saying) kepada seseorang yang disertai oleh belas kasihan atau bisa kita bila juga bahwa cnta kasih merupakan perwujudan atau bukti nyata sebuah cinta. Atau dengan kata lain, berdasar dari cinta yang mandalam sehingga kasih dapat di wujudkan secara nyata.
        Hal mengenai cinta kasih juga di sampaikan oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Ia menyampaikan bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu, keterikatan, keintiman dan kemesraan. Lalu bagaimana penjelasan mengenai 3 unsur diatas menurut Dr. Sarlito W. Sarwono? Berikut adalah ulasannya:
1.      Keterikatan, “adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia, dan bila sudah berjanji dengan dia harus ditepati, bahkan bila hanya punya uang sedikit pun harus membeli oleh-oleh hanya untuk dia”. Dari hal yang di sampaikan tersebut, dapat kita ambil kesimpulan bahwa keterikatan seperti memiliki kekuatan yang kuat. Seseorang sudah memiliki ikatan yang kuat sehingga apapun yang di lakukan akan kembali lagi pada keterikatan mereka. Dan tidak ada yang mempunyai kebebasan penuh atas keterkaitan itu.
2.      Keintiman, “adanya kebiasaan – kebiasaan atau tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan formal seperi bapak, ibu, saudara atau bahkan teman, sahabat dan kekasih sudah digantikan dengan hanya memanggil nama atau dengan sebutan sayang. Mekan dan minum dari piring dan gelas yang sama tanpa rasa risi, saling menyimpan rahasia dll”. Dalam hal ini berarti antar individu sudah memiliki kedekatan yang lebih, sehingga satu sama lain tidak lagi merasa memiliki jarak pemisah dan bertinngkah laku canggung. Karena kedekatan ini lah atau bisa disebut sudah saling akrab, maka melakukan hal – hal yang bersifat pribadi atau sejenisnya merupakan hal biasa dan bukan lagi sesuatu yang aneh atau menimbulkan rasa risi satu sama lainnya.  
3.      Kemesraan, “adanya perasaan ingin membelai dan dibelai, rasa kangen satu sama lain bila berjauhan atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapan rasa sayang dan seterusnya”. Berarti dapat di gambarkan bahwa kemesraan adalah saat dimana seseorang memiliki hubungan yang erat dengan orang lain dan merasa nyaman bila ada di dekatnya. Sehingga merasa tidak ingin berjauhan, merasa kangen bila berpisah lama. Dengan hal – hal yang di tunjukan sebagai kemesraan, berarti kemesraan ini juga salah factor yang dapat menjaga rasa cinta dan cinta kasih. Bila terus merasa saling membutuhkan satu sama lain, berarti cinta kasih tetap terjaga sampai kemesraan itu bertahan. Atau bisa dikataan kemesraan ini merupakan sebuah proses hubungan yang erat.

Dan demikianlah 3 unsur cinta kasih beserta ulasan singkat yang dapat saya sampaikan. Berarti dapat diambil kesimpulan, antara ketiga unsur tersebut yaitu keterkaitan,keintiman dan kemesraan ketiganya memiliki hubungan yang saling terkait dalam mewujudkan cinta kasih, dan cinta kasih tidak selalu hanya kepada seseorang tetapi bisa juga pada binatang, tumbuhan atau bahkan benda yang kita cintai dan kasihi.


daftar pustaka: 
(Nugroho, W & Muchji, A (1996). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma).

0

TUGAS 4 ILMU BUDAYA DASAR (IBD)

Posted by aulia zahara on 04.31
Nama : Aulia Zahara W
Kelas : 1TA02
NPM : 11314841



Legenda Batu Menangis dan Manfaatnya Dilihat Dari Sisi IBD
Tema :  IBD yang dihubungkan dengan Prosa


            Sesuai dengan pembahasan mengenai hubungan IBD dan Prosa/Legenda, adapun nilai – nilai yang diperoleh adalah prosa memberikan kesenangan, informasi, warisan budaya dan keseimbangan wawasan. Mengapa bisa dikatakan memberikan warisan budaya, kerena kita tidak berada pada latar waaktu pada legenda itu dan kita tidak mengalaminya secara langsung. Sehingga legenda beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya disampaikan secara turun – temurun.   Lalu bagaimana pembahasan mengenai legenda yang di bahas di bawah ini dilihat dari manfaat prosa? Berikut adalah synopsis dari “Legenda Batu Menangis”.
            Legenda yang saya pilih adalah legenda yang berasal dari tanah Kalimantan. Legenda batu menangis ini bercerita mengenai jauh di sebuah bukit di sebuah des di tanah Kalimantan hidup seorang janda miskin bersama putri tuggalnya. Namun, gadis itu sangat pemalas dia tidak ernah membantu pekerjaan ibunya. Dia juga sangat manja, apapun yang dia minta harus di penuhi. Dia tidak peduli dan tidak memikirkan bagaimana keadaan ibunya yng setiap hari harus beerja keras demi sesuap nasi. Yang dia kerjakn setiap hari hanyllah bersolek dan mempercantik diri saja. Suatu hari dia mengajak ibunya untuk pergi berbelanja turun ke sebuah desa di kaki bukit. Letak desa itu sangat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki untuk sampai kesana. Sang anak jalan berlenggak-lenggok dengan mengenakan baju bagus dan bersolek secanik mungin. Namun, di belakngnya berjalan sang ibu yang mengenakan pakaian yang lusuh dan jelek. Saat mulai memasuki desa, semua mata tertuju padanya. Terutama para lelai yang tidak henti-henti memandang kecantikannya. Namun, dengan seserang ibu yang berjalan dibelakangnya menimbulkan pertanyaan di benak warga desa, sapakah gerangan yang berada di beakang wanita cantik itu. Seorang ibu dan anaknyanya mengampiri wanita itu dan bertanya siapkan ibu yang berjalan dibeakangnya, apakah itu itunya. Dan dia menjawab bukan di adalah pembantuku. Dan begitu juga dengan seorang pemuda yang terpesona dengan kecantikannya mengahampiri dia dan menanyakan ha yang sama. Namun yang anak menjawab wanita yng berjalan di belakangnya adalah budak, bukan ibunya. Semula ibunya masih bisa menahan perasaan sedih dan kecewanya atas perkataan anaknya yang begitu merendahkan ibunya. Sampai akhirnya ibunya sudah tidak tahan lagi dan akhinya berdoa kepada Tuhan. “ ya Tuhan, saya sudah tidak sanggup menahan perlakuan yang di lakukan oleh anak saya. Berilah dia hukuman….berilah dia hukuman” lalu doa sang ibu di kabulkan. Tubuh sang anak perlahan – lahan mengeras menjadi batu di mulai dari kaki hingga kepalanya. Sang anak meminta maaf kepada ibunya ataas segala pelakuan yang tidak menyenangkan yang telah dia lakukan selama ini, ia memohon ampun dari ibunya karena tela menjadi seoang anak yang durhaka. Namun, semuanya telah terlambat, dia sudah berubah menjadi batu. Dan konon katanya mash banyak orang yang suka melihat alau batu itu menangis. Sehingga itu lah awal mula bagaimana legenda batu menangis terjadi.
            Lalu bagaimana dengan manfaat dari prosa atau legenda diatas yang di kaitakan dengan IBD? Apa yang kita dapat? Nilai-nilai legenda yang kita dapat di lihat dari point-point berikut yaitu:
1.      Warisan budaya : warisan budaya yang kita dapat adalah di tanah Kalimantan terdapat sebuah batu yang konon bisa menangis mengeluarkan air mata. Maka dari hal inillah kita juga bisa mengambil pelajaran bahwa bagaimana pun keadaan orang tua kita, kita harus selalu menghormatinya dan berusaha membahagiakan mereka karena sudah tugas kita untuk menjaga dan berbati pada orang tua. Dan hal yang di lakukan di legenda ini tidak untuk ditiru.
2.      Keseimbangan wawasan :  saat membaca legenda tersebut, disana digambaran latar waktu dan tempat dimana pada zaman dahulu pemukiman terletak di bukit atau pegunungan dan lain lain sehingga untuk mencapai suatu tempat sangatlah jauh. Mereka juga harus berjalan kaki untuk mencaai suatu tempat karena belum ada kendaraan seperti jaman sekarang. Dan untuk memenuhiebutuhan mereka, tidak bisa didapatkan di semua tempat. Karena hanya tempat tempat tertentu yang menyediakan kebutuhan mereka, misal di desa besar sebagai pusat perdagangan. Tidak seperti jaman sekarang, dimana toko – toko sudah menjamur dari mulai yang sederhana hingga yang modern.
3.      Kesenangan :  nilai kesenangan yang saya alami sebagai pembaca adalah cerita dari legenda ini menarik. Karena bagaimana bisa sebuah batu menangis, tapi bagaimapun juga itu lah legenda yang telah berkembang dan diturunkan secara turun-temurun dan ada bukti nyata sebuah batu di Kalimantan yang konon bisa menangis. Meskipun tidak tau bagaimana penjelasannya secara ilmiah, tp itulah cerita yang telah berkembang.

Copyright © 2009 Aulia Zahara All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.